top of page
Gambar penulisJimmy Sudirgo

Bagaimana Online Training OKR Berlangsung Efektif dengan Bite-Sized Learning


Peserta Pelatihan Training Sertifikasi OKR Batch Juni 2020 by Jimmy Sudirgo

Dalam tulisan ini saya ingin berbagi bagaimana melaksanakan pelatihan OKR secara online pun masih bisa berlangsung secara efektif. Cerita ini saya ambil dari pengalaman peserta program training sertifikasi OKR (Certified Practitioner OKR) batch Juni 2020 yang baru selesai dilaksanakan. Semoga sharing ini bermanfaat buat Anda ketika melaksanakan workshop Objectives & Key Results di internal organisasi Anda.


Berhubung pelaksanaan pelatihan OKR tidak dilakukan dalam kelas seperti yang biasa kita lakukan, melainkan menggunakan platform online secara live; maka jumlah sesi pertemuan dibagi menjadi empat kali pertemuan. Setiap pertemuan diatur seminggu sekali dengan pertimbangan peserta mempunyai waktu cukup untuk menyerap dan mengerjakan latihan ataupun tugas pekerjaan rumah yang perlu dilakukan, demi semakin memantapkan pemahaman materi training.

Pendekatan Bite-Sized Learning dalam Online Training OKR


Metode membagi materi training OKR (Objectives & Key Results) menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sering disebut sebagai bite-size learning atau pembelajaran sedikit demi sedikit. Bite-Sized Learning adalah pendekatan pembelajaran dimana kita memfokuskan diri hanya pada satu sasaran atau objective utama yang hendak dicapai. Metode pembelajaran ini akan membuat materi pelatihan lebih mudah dikonsumsi oleh peserta dan membuat retensi pengetahuan yang didapat akan lebih baik. Analoginya itu lebih banyak materi pelatihan OKR yang terjangkar dalam benak peserta training.

Desain Evaluasi Training secara Kontinu


Persiapan lain yang dibutuhkan adalah menyiapkan kuis-kuis evaluasi training. Mulai dari pre-course quiz, yakni sebelum peserta training memulai sesi pertemuan pertama, perlu diketahui tingkat pemahaman awal pengetahuan peserta atas pengertian OKR (Objectives and Key Results). Informasi ini akan berguna bagi fasilitator mengukur kecepatan penyampaian materi maupun penekanan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta training. Apalagi bila kita mempunyai peserta dengan beragam jabatan mulai dari level CEO dan Director hingga level specialist atau officer, seperti contoh dalam batch Juni yang baru saja selesai dilakukan.


Evaluasi training OKR (Objectives & Key Results) akan kontinu dilakukan pula di akhir setiap sesi pertemuan. Tentunya dengan cara yang gembira, misalnya menggunakan online gamification quiz. Peserta tidak terasa bahwa sesungguhnya di balik kuis tersebut sekaligus mengukur tingkat pemahaman materi pelatihan OKR yang baru diberikan. Untuk fasilitator pun informasi tersebut berguna untuk memfokuskan area pembelajaran yang membutuhkan perhatian ekstra.

Mengkondisikan Peserta untuk Presence selama Training


Persiapan paling penting lainnya yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengkondisikan para peserta pelatihan online siap menerima pembelajaran yang ada. Kata kuncinya adalah bagaimana membuat orang presence atau mengikuti secara holistik, yakni antara tubuh, pikiran, dan emosinya hadir sepenuhnya untuk menyimak materi training. Terlebih pelaksanaan dilakukan secara online, dimana kemampuan seseorang untuk tetap presence menjadi lebih pendek waktunya apabila kita tidak melakukan interfensi tertentu.


Dalam kelas pelatihan yang saya adakan, mulai dari menit awal hingga akhir sesi pertemuan, selalu mempunyai ritual kebiasaan aktifitas tertentu yang memang sengaja didesain secara sistematis untuk membantu peserta tetap fokus pada materi training. Tip praktisnya adalah ciptakan suasana belajar yang fun (menyenangkan) dan selalu ada partisipasi aktif dari seluruh peserta. Manfaatkan semua fitur yang ada dalam platform online training, seperti contohnya di zoom disediakan break-out room, tombol reactions, dan sebagainya. Kita bisa juga memanfaatkan berbagai aplikasi survey atau kuis online yang sesuai, semacam mentimeter, kahoot hingga quizizz dan lain sebagainya.

"Thanks so much! Saya belum pernah belajar sesemangat ini he he he dan sampe lupa waktu" - Utari Hambawati, Kepala Seksi Manajemen Budaya Organisasi TRANS JAKARTA

Pengalaman saya dengan berbagai persiapan di atas, online training yang semula direncanakan dalam 2,5 jam bahkan bisa berlangsung hingga lebih dari 4 jam nonstop karena serunya partisipasi dan diskusi yang terjadi. Peserta tidak merasa sudah selama itu dan mereka masih presence mengikuti materi training dengan baik. Yang justru butuh istirahat adalah saya sebagai fasilitator karena belum ada kesempatan coffee break, hahaha…..


Tujuan akhir yang diinginkan oleh setiap fasilitator tentunya adalah bagaimana materi pelatihan OKR yang diberikan mudah diterima dan diserap dengan baik oleh semua peserta training.

Introduction to OKR


Dalam sesi pertemuan pertama fokus utama pembelajaran adalah Introduction to OKR. Disini kita belajar mengetahui sejarah OKR (Objectives & Key Results), dari buah pemikiran Peter Drucker, hingga dipopulerkan oleh John Doerr, sampai digunakan oleh Google selama dua dekade terakhir ini.

“OKR mempunyai andil membawa pertumbuhan bisnis Google puluhan kali lipat hingga kini.” - Larry Page, co-founder Google.

Mengapa OKR (Objectives & Key Results) begitu populer dan semakin banyak digunakan oleh perusahaan di dunia belakangan ini. Bahkan seorang Larry Page, co-founder Google, sampai memberikan kata pengantar dalam Measure What Matter. Bila perusahaan sekelas Google saja menggunakannya, tentu ada kelebihan OKR yang perlu kita gali lebih jauh, dan bagaimana OKR dapat membantu organisasi mencapai level kesuksesan yang diinginkan hingga puluhan kali lipat.

Creating Effective OKR


Dalam pertemuan sesi kedua membahas Creating Effective OKR. Bagaimana membuat OKR yang efektif. Disini kita mengupas lebih dalam dan sistematis bagaimana menyusun Objectives yang powerful dan bagaimana menyusun Key Results yang efektif. Pembahasan disertai mengerjakan latihan-latihan soal dan tip yang perlu dilakukan ketika menyusun OKR dengan baik.

OKR Deployment Plan


Pertemuan sesi ketiga mempunyai fokus untuk OKR Deployment Plan atau bagaimana menyusun rencana mengimplementasikannya di organisasi Anda. Pembahasan di sesi pelatihan ini semakin dalam lagi dengan belajar arsitektur dan hirarki OKR secara sistematis. Dan bagaimana langkah-langkah serta pilihan untuk mengimplementasikannya di perusahaan kita.


Materi training juga mengupas tentang proses penyelarasan atau alignment yang disarankan sesuai teori OKR. Proses penyelarasan dimulai dari arah strategi yang diputuskan oleh perusahaan, dan bagaimana OKR di level korporat ini diselaraskan dengan level departemen hingga level individual setiap karyawan.

Selanjutnya training OKR (Objectives & Key Results) dilanjutkan dengan pembahasan Reporting OKR yaitu bagaimana proses pelaporan dan irama monitoring yang disarankan dalam sistem OKR. Peserta akan diberikan contoh template form yang bisa digunakan dan dikembangkan sesuai kondisi masing-masing perusahaannya.

Building OKR Culture


Sesi terakhir dalam pelatihan sertifikasi OKR (Objectives & Key Results) adalah Building OKR Culture. Analoginya itu seperti ketika kita bercocok tanam dan mengharapkan tanaman itu tumbuh subur dan berbuah, maka kita perlu menyiapkan lahan yang cocok untuk proses tumbuh kembangnya tanaman tersebut. Disinilah kita belajar bagaimana membangun budaya kerja yang efektif dan menjadi lahan yang subur supaya sistem manajemen OKR terimplementasi sesuai tujuan yang diinginkan.

The Power of Conversational Intelligence (C-IQ)


Ingat, mengetahui cara membuat OKR saja, tidak menjamin akan membawa kesuksesan bagi Anda! Bagian terpenting justru disini, yakni membangun budaya yang efektif. Disini kita belajar mengembangkan komunikasi yang efektif atau C-IQ (Conversational Intelligence) sebagai fondasi penting dalam kepemimpinan untuk membangun relasi yang kuat dan penuh kepercayaan antar anggota tim.


Dalam Conversational Intelligence (C-IQ), kita belajar bahwa budaya kerja yang efektif itu tergantung dari kualitas relasi atau hubungan setiap anggota tim yang ada. Dan, kualitas relasi ini sebenarnya tergantung kualitas percakapan atau komunikasi yang terjadi sehari-hari. Fondasi penting disini adalah trust (kepercayaan) dan komunikasi yang efektif. Bagaimana C-IQ yang berbasis temuan ilmu neurosains terbaru, menjadi rahasia yang sebenarnya dibutuhkan untuk membangun budaya kerja OKR seperti yang kita harapkan.

Sesi terakhir ini ditutup dengan ujian akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar CPOKR (Certified Practitioner OKR)™. Ujian sertifikasi dilakukan dengan kombinasi antara pemahaman teori dan kemampuan praktis menyusun OKR yang efektif, sebagai pembuktian peserta telah layak menyandang gelar sebagai praktisi OKR.

“Terima kasih untuk kelasnya pak, saya belajar banyak. Berharap saya bisa aplikasikan di perusahaan saya bulan ini.” - Hendra Rusly, Direktur HokkyMart, Bima, NTB.

Pelatihan OKR ditutup dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk mengimplementasikan semua materi yang telah dipelajari, demi menciptakan kondisi masa depan yang lebih baik baik di area kerjanya maupun dalam kehidupan personal mereka.

“Jalani Hidup seakan Anda akan Meninggal Besok. Belajarlah seakan Anda akan Hidup Selamanya.”

Bila Anda ingin belajar lebih lanjut dan merasakan kehebatan OKR, silahkan segera bergabung dalam kelas pelatihan yang kami adakan.


Semoga sharing tulisan di atas bermanfaat untuk Anda semua.

Salam sehat!


487 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Commenti


bottom of page