Pelatihan Manajemen Perubahan: Apa, Mengapa dan Bagaimana

Tulisan ini adalah seri training change management. Sebelumnya saya telah mengulas pentingnya sumber daya manusia (SDM) di perusahaan memiliki ciri-ciri super agile. Kita akan lanjutkan dengan bagaimana melakukan manajemen perubahan secara efektif. Yuk, mari kita simak ya…
Change (Perubahan) dipicu dari luar maupun dalam organisasi. Contoh pemicu perubahan dari luar organisasi seperti competitor (pesaing), customer (pelanggan) dan perubahan itu sendiri.
Perubahan dari dalam organisasi adalah perubahan yang bersumber dari internal dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya perubahan people, struktur organisasi, atau perubahan proses bisnis dan lain sebagainya.
Fakta atau Mitos?
Menurut Anda pernyataan di bawah ini termasuk fakta atau mitos?
Silahkan coba menebaknya dulu sebelum melihat jawabannya ya.
Orang akan selalu beradaptasi dengan perubahan?
Manajer saya tahu bagaimana mengelola perubahan?
Perubahan pasti terjadi, Anda tidak perlu mengelolanya?
Berikut jawaban dan penjelasannya ya.
Orang akan selalu beradaptasi dengan perubahan? Ini adalah mitos. Faktanya orang akan menolak perubahan bahkan sampai perusahaan menderita pun mereka bisa jadi tidak peduli.
Manajer saya tahu bagaimana mengelola perubahan? Ini adalah mitos. Faktanya tidak semua manajer di organisasi manapun serta merta mampu mengelola perubahan. Seri pelatihan change management seperti ini adalah sarana untuk belajar manajemen perubahan dengan baik. Seringkali banyak manajer tidak punya skills yang dibutuhkan untuk mengelola perubahan. Bahkan bila punya keterampilan pun, mereka terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan tidak sempat memikirkan program change yang ada
Perubahan pasti terjadi, Anda tidak perlu mengelolanya? Ini adalah mitos. Faktanya : Salah besar! Terlalu banyak faktor yang dapat mempengaruhi dan mensabotase perubahan, jadi change perlu dikelola dengan baik. Apalagi di era VUCA ini
“Definisi gila adalah melakukan hal yang sama terus-menerus, dan mengharapkan hasil yang berbeda” – Albert Einstein
Change tidak terjadi dengan sendirinya, dibutuhkan sebuah kerangka berpikir yang solid termasuk sebuah rencana dan proses, serta orang-orang yang terampil untuk mendesain, mengimplementasikan dan mengantisipasi implikasi dari perubahan tersebut.
Jadi Apa Itu Change Management
Menurut wikipedia, manajemen perubahan adalah proses mengembangkan pendekatan perubahan yang terencana dalam sebuah organisasi. Tujuan umumnya adalah memaksimalkan semua manfaat demi semua orang yang terlibat dengan perubahan, dan meminimalkan resiko kegagalan dari implementasi perubahan tersebut. Change management terutama berurusan dengan perubahan di aspek manusianya.
Jadi Change management adalah proses sistematis untuk mengaplikasikan pengetahuan, tools dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat orang yang menjadi target perubahan tersebut berubah. Manajemen perubahan adalah proses, tools dan teknik untuk mengelola perubahan dari aspek manusianya untuk mencapai hasil bisnis yang diinginkan.
Penyebab Umum Perubahan Gagal Dilakukan
Hambatan kesuksesan perubahan yang paling sering terjadi adalah HUMAN RESISTANCE. Bila kita bisa mengatasi resistensi tersebut, maka perubahan yang diharapkan akan terjadi lebih cepat dan lebih lancar. Inti dari manajemen perubahan adalah memahami mengapa orang itu tidak mau (resisten) berubah dan bagaimana untuk mengatasi hal itu.
Mengapa Orang Tidak Mau Berubah
Bila Anda menemui tanda-tanda seperti ini mungkin itu menjadi gejala resistensi yang terjadi. Misalnya produktifitas menurun, banyak keluhan, sengajar memperlambat, tidak antusias untuk belajar, absen meningkat, mengundurkan diri dan lain sebagainya.
Mengapa orang tidak mau berubah. Beberapa hal ini bisa menjadi contoh-contoh penyebab mengapa karyawan kita tidak mau berubah, misalnya:
Tidak mau meninggalkan kondisi saat ini Sudah nyaman, sudah biasa dengan pekerjaannya
Tidak mau pergi ke mana perusahaan akan pergi Tidak mau direlokasi, tidak mau menggunakan teknologi baru, atau menerima budaya kerja yang baru.
Tidak mau menjalani proses perubahan dan melakukan hal yang baru
Tidak melihat ada rencana perubahan yang dibuat oleh orang yg berkompeten
Pernah dikecewakan pada masa lalu
Hasil positif perubahannya dipandang tidak sebesar dengan pengorbanan yang dilakukan
Change vs Comfort Zone
Anda mau maju atau mau nyaman?
Kemajuan itu berkontradiksi dengan kenyamanan. Bila Anda mau maju maka mesti meninggalkan kondisi yang ada alias mesti berubah.
Proses Perubahan

Proses perubahan itu dapat digambarkan seperti tampak di gambar. Pertama kali respon kita menghadapi perubahan adalah shock. Misalnya dengan pandemi Covid-19, kita merasa kaget kok banyak ya yang menjadi korban, apa itu sungguh terjadi bukan hoax. Kemudian kita masuk ke tahap denial alias menyangkal, “Ah, ngga mungkin saya kena virus corona. Itu cuma flu biasa kok.”. Sampai kita masuk dalam tahap frustrasi karena ternyata kondisi berdampak pada segala sektor hingga mungkin bisnis kita jadi sepi, atau bahkan kehilangan pekerjaan. Depresi melanda kita. Disini ada dua kemungkinan, bila kita berhasil melewati tahap ini kita akan bergerak naik dalam grafik perubahan tersebut. Atau kita tetap berada di dasar lembah meratapi