top of page

Resensi Buku Measure What Matters oleh John Doerr


Resensi Buku Measure What Matters John Doerr - Pelatihan OKR - Jimmy Sudirgo

Resensi Buku:

MEASURE WHAT MATTERS : OKRs - The Simple Idea that Drives 10x Growth, John Doerr, Portfolio Penguin, 2018, 320 halaman


Anda ingin tahu rahasia di balik kesuksesan Google?

Larry Page, co-founder Google, menuliskan dalam kata pengantar buku Measure What Matters bahwa OKR mempunyai andil membawa pertumbuhan bisnisnya puluhan kali lipat hingga kini. OKR membantunya untuk fokus pada hal terpenting yang menjadi prioritas organisasi yang dipimpinnya.


Belakangan sistem manajemen ini semakin populer di seluruh dunia, semenjak terbitnya buku John Doerr di atas. Metode OKR telah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan teknologi dunia, bahkan beberapa perusahaan general industries di Indonesia pun juga mulai menggunakannya.


Jadi apa itu OKR? John Doerr melalui bukunya ini akan menjelaskan dan sekaligus memberikan banyak sekali contoh-contoh organisasi yang telah memanfaatkan OKR. Bila ingin tahu lebih jauh, silahkan simak terus resensi buku ini dan tulisan-tulisan saya yang lain tentang OKR ya.


Siapakah John Doerr itu


John Doerr adalah seorang pemodal ventura legendaris yang pada 2017 majalah Forbes menobatkannya sebagai “The 40th Richest in Tech”. Pada tahun yang sama itulah beliau pertama kali menerbitkan “Measure What Matters: OKRs - The Simple Idea that Drives 10x Growth”. Yang kemudian menjadi bestseller dan dicetak berulang kali.


Pada 1974 John Doerr bergabung dengan perusahaan Intel. Di Intel inilah untuk pertama kalinya beliau mengenal sistem OKR. Andy Grove, founder dan CEO Intel, telah menggunakan konsep OKR dalam sistem manajemennya. Kala itu namanya masih iMBO, yakni Intel Management By Objectives. Dari namanya kita bisa menebak bahwa konsep manajemen itu banyak dipengaruhi oleh pemikiran Peter Drucker, sang guru manajemen, dengan ajaran Management By Objectives-nya.


Tahun 1980 John Doerr pindah ke perusahaan modal ventura, Kleiner Perkins, perusahaan yang spesialisasinya berinvestasi pada perusahaan startup. Semenjak itulah John Doerr mendanai beberapa perusahaan startup teknologi yang kemudian menjadi sangat sukses di dunia. Beberapa contohnya seperti: Compaq, Netscape, Symantec, Sun Microsystems, drugstore.com, Amazon.com, Intuit, Macromedia, dan Google.


Berbekal pengalamannya menggunakan OKR ketika masih bekerja di Intel, kemudian John Doerr mengajarkan OKR sebagai sistem manajemen yang digunakan di berbagai perusahaan yang dia ikut investasi.


Siapa target pembaca buku ini


Seperti dalam pengantar saya di atas, bila Anda ingin belajar sistem manajemen apa dibalik rahasia kesuksesan Google dan beberapa perusahaan teknologi dunia lainnya, buku ini cocok untuk Anda. Buku ini juga ditujukan untuk organisasi yang mempunyai ambisi sangat tinggi, ingin bergerak super cepat dan menjadi yang paling unggul di bidangnya. Jadi buat Anda yang ingin memimpin anggota timnya lebih efektif lagi dan ingin menumbuhkan bisnisnya dengan akselerasi yang sangat cepat, maka buku ini juga cocok untuk Anda.


Buku Measure What Matters adalah tentang OKR (Objectives & Key Results), sebuah pendekatan yang revolusioner terhadap goal-setting framework untuk membantu Anda membuat keputusan yang tepat dalam lingkungan bisnis di era VUCA yang serba tidak pasti saat ini. OKR akan membantu organisasi Anda untuk menselaraskan seluruh anggota tim terhadap tujuan sukses bersama. Nah, ayo mari kita lihat bagaimana hal itu dapat kita peroleh ya.

Biasanya saya kalau membaca sebuah buku ingin mendapat esensinya. Karena itu dalam resensi buku ini akan saya kupas intisarinya saja, karena sebagian besar isi buku John Doerr ini lebih banyak bercerita tentang contoh-contoh organisasi yang telah memanfaatkan OKR. Bila Anda ingin tahu cerita-cerita tersebut, silahkan membeli bukunya ya… hehee.


Apa itu OKR


John Doerr menjelaskan Objectives & Key Results dimulai dengan memberikan contoh misi Google:

“Organise the world’s information and make it universally accessible and useful.”

Inilah misi awal Google ketika memulai dengan aplikasi mesin pencari-nya. Tidak mudah, mereka jatuh bangun dalam prosesnya, namun terus memonitor kemajuannya dan mengukur hal-hal yang paling penting. Ya, seperti yang dikatakan John Doerr yang saya rasa kita semua juga mengamininya bahwa

“Ideas are easy. Execution is everything” – John Doerr

OKR adalah kerangka penetapan sasaran (goal-setting) yang akan memastikan sebuah perusahaan memfokuskan usaha-usahanya pada hal terpenting yang sama dan selaras di seluruh organisasinya.


OKR terdiri dari Objectives dan Key Results. Objectives adalah WHAT-nya yakni apa sasaran yang hendak dicapai. Objectives adalah sesuatu yang signifikan, konkrit, dapat ditindak-lanjuti dan idealnya inspirasional pula. Key Results adalah tolak ukur untuk memonitor bagaimana kita tahu bila telah mencapai Objectives tersebut.


Jadi Objectives bagian kualitatif dan inspirasional. Sedangkan Key Results lebih membumi dan kuantitatif, apa ukurannya. Biasanya ada angka-angka (numerik) di bagian Key Results ini. Contohnya bisa angka yang menjadi tolak ukur pendapatan, pertumbuhan, jumlah pengguna, kualitas, safety, pangsa pasar atau customer engagement.


Sistem OKR yang baik tentunya menghubungkan antara sasaran yang hendak dicapai itu dengan visi misi organisasi secara umum, memberikan alignment yang jelas dan dapat dipahami oleh semua orang.


OKR yang pertama kali dibuat John Doerr saat di Intel, Objective-nya adalah : Mendemonstrasikan performa prosesor 8080 lebih baik dibandingkan Motorola 6800. Sementara Key Results-nya, yaitu: mendapatkan 5 bukti benchmark, membuat sebuah demo, membuat materi pelatihan penjualan untuk dipakai di lapangan, serta menghubungi 3 pelanggan dan membuktikan bahwa prosesornya bekerja dengan baik.


John Doerr mengetik OKR-nya dan menempelkannya di meja kerjanya. Jadi semua rekan kerjanya bisa membaca dan memahami apa targetnya tiga bulan ke depan. Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa sebuah goal atau target beserta ukurannya dibuat menjadi transparan sehingga semua orang bisa melihat dan mengerti. Inilah yang menjadi kehebatan OKR. Bagaimana membuat tim menjadi satu frekuensi, atau selaras satu sama lain.

Dari buku Measure What Matters ini kita bisa mengambil beberapa pelajaran penting tentang OKR yaitu:


  • Less is more OKR dibatasi antara 3 hingga 5 saja per siklusnya sehingga kita diharuskan memilih apa prioritas terpenting yang ingin dicapai.

  • Menyusun Goal Lebih bagus pula bottom-up untuk meningkatkan rasa engagement dari anggota tim yang ada. Setiap individu didorong untuk membuat OKR sebagian dari personal project mereka sendiri, tentu sambil berkonsultasi dengan manajernya ya.

  • Fleksibel Artinya ketika OKR yang dibuat tidak relevan lagi, terbuka kemungkinan untuk direvisi atau bahkan diganti. Apalagi dengan siklus kuartalan tentu akan lebih agile bila kita hendak mengantinya. Disini juga kita perlu sabar, karena setiap proses mungkin butuh trial and error. Bisa jadi dibutuhkan beberapa siklus kuartalan baru OKR-nya tercapai. Ini adalah bagian dari proses belajar.

  • Tidak apa-apa untuk gagal Apalagi dengan penetapan sasaran yang sangat inspirasional, memungkinkan tidak berhasil dicapai. Memang ini untuk mendorong perusahaan mencapai level yang belum pernah dicapai sebelumnya. Bahasanya Google itu moonshots. Jadi pencapaian 60-70% dari target sudah dipandang bagus. Namun catatan saya, jangan bingung dengan operational OKR. Kalau yang ini harus komitmen tercapai 100% ngga boleh ditawar. Contohnya OKR terkait safety, kan harus bulat sepenuhnya tidak ada kasus terkait korban jiwa kan, masak boleh kita toleransi ngga papa ada 1-2 orang yang meninggal. Disini tidak boleh ada toleransi. Berarti OKR ini harus 100%. Paham ya?

Berikut ini juga contoh OKR yang dikutip oleh John Doerr dari perusahaan Zume Pizza :

Objectives : Delight Customers

Key Results :

1. Net Promoter Score of 42 or better