Ini adalah rangkaian tulisan pelatihan leadership semoga bermanfaat untuk Anda ya.
Founder (pendiri perusahaan) biasanya otomatis akan memimpin perusahaannya. Dia yang kali pertama membuat rencana. Dia pula yang akan mewujudkannya. Pertanyaannya, apakah seorang pemilik bisnis ini otomatis juga seorang leader (pemimpin) yang hebat?
Sayangnya, jawabannya tidak selalu. Terkadang memimpin perusahaan itu merupakan suatu keharusan, bukan pilihan lagi. Tidak selalu kita sebagai pemilik bisnis siap menjadi seorang leader (pemimpin).
Tanggung jawab seorang leader (pemimpin) itu sangat besar. Beban dan tuntutan di pundaknya tidak ringan. Takut gagal dan perasaan tidak mampu terkadang bisa menghinggapi diri kita. Dibutuhkan keberanian untuk menjalaninya. Jika tidak, tidak ada yang mau jadi pemimpin. Siapakah yang cocok untuk menjadi pemimpin?
Kabar gembiranya, semua orang bisa menjadi leader (pemimpin). Memang ada orang yang secara psikologi mempunyai bakat memimpin. Biasanya orang yang berkarakter kolerik, cenderung dominan akan memimpin orang lain. Namun, bila kita tidak mempunyai bakat, jangan berkecil hati. Kepemimpinan (Leadership) itu merupakan suatu keterampilan. Ini artinya kepemimpinan itu bisa dipelajari. Menjadi semakin terampil adalah sangat mungkin.
Kenapa Kepemimpinan itu Penting
Penelitian American Quality Foundation (AQF) dan Ernst & Young tentang International Quality Study, menjadi jawaban atas pentingnya kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan terhadap 945 praktisi di lebih dari 580 organisasi yang tersebar di Amerika, Jepang, Kanada, dan Jerman. Latar belakang organisasi dari berbagai bidang, mulai otomotif, bank, komputer hingga industri kesehatan. Kinerja yang tinggi dari organisasi yang diteliti mencakup kinerja dalam aspek pasar, operasional, hingga keuangan.
Temuan penelitian ini adalah hanya terdapat tiga praktik terbaik, yang secara universal sama dan ditemui di semua perusahaan berkinerja tinggi. Ketiganya secara signifikan punya dampak pada kinerja organisasi, yaitu:
Implementasi dari perencanaan strategi (strategic planning implementation).
Metode peningkatan proses bisnis yang berfokus pada pelanggan (business process improvement).
Secara berkesinambungan memperluas dan mendalami praktik kepemimpinan dan manajemen (breadth and depth of leadership and management practices).
Praktik terbaik ketiga, yaitu dalam topik kepemimpinan (leadership) yang menjadi fokus dalam bagian ini. Jadi, kepemimpinan adalah salah satu faktor penting yang berdampak besar pada kinerja perusahaan. Semakin baik praktik kepemimpinan, semakin tinggi pula kinerja perusahaan.
Bagaimana Menjadi Seorang Pemimpin
Di dalam diri setiap kita, ada potensi menjadi pemimpin yang sempurna. Tinggal bagaimana kita mengeluarkan semua potensi yang ada tersebut. Sebelumnya, mari kita mengulas kembali kualitas batin yang dibutuhkan seorang pemimpin. Ini penting, karena kehidupan batin seorang pemimpin akan membuatnya sukses atau justru menghancurkannya. Efektivitas seorang pemimpin tergantung kehidupan batinnya. Tak seorang pun mau mengikuti pemimpin yang hanya mementingkan dirinya sendiri, congkak, atau munafik.
Persiapan diri yang kita butuhkan sangat penting sebagai fondasi kehidupan seorang pemimpin. Dimulai dari integritas, menjadi dasar yang penting. Kepercayaan dibangun karena melihat integritas yang terdapat di dalam diri seorang pemimpin. Kualitas batin berikutnya adalah ketekunan, konsistensi dan semangat juang untuk terus berusaha mencapai tujuannya, walaupun mengalami berbagai kesulitan dalam prosesnya.
Setelah kita meresapi kualitas batin seorang pemimpin, langkah berikutnya untuk menjadi pemimpin hanya terdapat dua hal saja yang perlu kita ingat, yaitu:
Kesadaran diri dan pemahaman atas kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
Komitmen seumur hidup untuk belajar menjadi pemimpin.
Kesadaran diri sepenuhnya dan pemahaman yang mendalam atas diri kita sendiri. Orang yang menyadari dirinya tahu, apa yang menjadi kekuatan sekaligus kelemahannya. Dengan kesadaran diri, dia tahu bagian mana yang perlu diperbaiki. Tanpa kesadaran diri, kita tidak mungkin bisa berkembang.
Demikian pula menjadi seorang pemimpin yang baik, harus mengetahui bagaimana menjadi seorang pengikut yang baik pula. Kalau dia tidak pernah tahu apa yang dirasakan oleh pengikut, sulit memimpin mereka dengan baik. Setelah kita merasakan bagaimana dipimpin oleh orang lain, kita menjadi tahu bagaimana menjadi pemimpin yang lebih baik. Pengalaman ini menjadi guru pembelajaran.
Dalam hidup kita menjalankan peran sebagai pemimpin dan sekaligus pengikut secara bergantian. Lihatlah dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam keluarga, komunitas profesional, komunitas sosial, komunitas agama, dan lain sebagainya, kita bisa berperan sebagai pemimpin sekaligus pengikut. Menjadi pemimpin, misalnya: ketika kita menjadi ketua, ketika memimpin rapat atau suatu proyek, atau kegiatan yang ada. Sebaliknya, ketika kita hanya menjadi anggota, kita menjalankan peran sebagai pengikut.
Justru ujian menjadi pemimpin yang baik itu terdapat dalam komunitas, saat kita tidak mempunyai “kekuasaan” untuk memaksa orang lain mengikuti kita. Beda dengan di perusahaan, orang seringkali menjadi pemimpin karena adanya faktor kekuasaan yang diberikan kepadanya.
Kita akan menjadi semakin bijak apabila menyadari bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus tahu terlebih dahulu bagaimana menjadi pengikut yang baik.
Komitmen untuk belajar menjadi pemimpin dan mengembangkan diri sepenuhnya sampai larut di dalamnya. Proses pembelajaran ini perlu komitmen seumur hidup. Semakin kita sering mempraktikkannya, semakin mahirlah diri kita. Seperti ibaratnya, ketika kita ingin menjadi master chef (koki yang handal), diperlukan proses belajar terus-menerus, dan semakin sering kita memasak akan menjadi semakin mahirlah diri kita.
Jadi, untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus mengenal diri sendiri dulu kemudian berkomitmen seumur hidup untuk terus belajar dan mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari di mana pun kita berada.
Bagaimana pendapat Anda?
Comments