Resensi Buku:
BLUE OCEAN SHIFT Beyond Competing – Proven Steps to Inspire Confidence and Seize New Growth, W. Chan Kim & Renée Mauborgne, Hachette Books, 2017.
Apa yang dibutuhkan sebuah organisasi untuk sukses, bebas dari kompetisi yang sengit dan berdarah-darah, serta mencapai pertumbuhan yang luar biasa?
Pertanyaan ini yang mendasari pemikiran penulis sejak dua belas tahun yang lalu, yakni 2005, saat penulis merilis buku BLUE OCEAN STRATEGY, yang kemudian dikenal menjadi salah satu dari buku strategi terbaik dan mempunyai dampak yang sangat luas. Diterjemahkan ke dalam 44 bahasa dan tersebar luas di 5 benua. Kim dan Mauborgne pun menjadi top 3 management gurus dunia dalam Thinkers50 dan menerima banyak penghargaan. Dalam buku pertama tersebut lebih banyak bercerita tentang WHAT, yaitu apa itu Blue Ocean Strategy dengan banyak contoh-contoh organisasi yang telah sukses menerapkannya.
Ibarat sebuah perjalanan, maka buku BLUE OCEAN SHIFT ini merupakan sekuel lanjutan perjalanan berikutnya. Disini penulis menjelaskan tentang HOW, yakni bagaimana secara sistematis mengimplementasikan Blue Ocean Strategy. Buku ini seperti peta jalan yang menunjukan pada kita bagaimana berpindah dari red ocean, menuju pasar yang blue ocean dimana kompetisi itu menjadi tidak relevan lagi. Istilah penulis adalah dari market competing menuju market creating.
Yang menarik disini, penulis memberikan panduan dan tools secara gamblang bagaimana menempuh peta jalan tersebut beserta tip-tip pengalaman dari berbagai organisasi yang telah lebih dulu menempuh perjalanan tersebut. Saya merasakan seperti hadir langsung bersama Kim dan Mauborgne menempuh petualangan yang mengasyikan dan sekaligus meningkatkan rasa percaya diri bahwa masih ada harapan untuk bebas dari kondisi persaingan yang sangat kompetitif dan penuh disruption seperti saat ini.
Hal menarik berikutnya dari buku ini adalah penekanan pada aspek people, yakni manusia yang mengawal proses implementasi strategi tersebut. Penulis menggaris bawahi pentingnya membangun kesadaran diri, dan dukungan dari anggota tim yang ada.
Bagaimana rasa percaya diri dan sekaligus keterlibatan semua orang dalam setiap proses implementasi strategi ini menjadi sangat penting. Bila kita menempuh perjalanan menuju suatu daerah yang baru dan asing, maka penting untuk menyatukan semua anggota tim dan membangkitkan kepercayaan mereka, bahwa perjalanan tersebut mempunyai tujuan untuk kebaikan bersama.
Prinsip ini sama ketika kita ingin melakukan perubahan, maka penting untuk mengelola manajemen perubahan yang ada secara sistematis. Toh, pada akhirnya sebuah strategi sehebat apapun, pada akhirnya tergantung dari proses eksekusinya, dan hal ini tidak bisa dilepaskan dari faktor manusia yang melakukannya.
Terdapat tiga komponen utama implementasi Blue Ocean Strategy secara sukses yaitu
Adopsi pola pikir Blue Ocean
Tool untuk penciptaan pasar
Faktor Manusia
Pola Pikir Blue Ocean
Komponen pertama, mengadopsi pola pikir blue ocean yang akan membuka wawasan kita dan melihat dimana peluang itu berada. Perspektif ini akan membimbing kita pada jalan yang benar. Fokus berpikir disini bukan hanya pada bersaing di pasar saat ini, namun pola pikir baru yang menekankan pada hubungan value-cost yang lebih segar dan inovatif.
Bagaimana memberikan value (nilai) yang lebih tinggi kepada pembeli, dan pada saat yang bersamaan menurunkan cost (biaya) yang harus ditanggung oleh pembeli.
Dalam konsep strategi yang tradisional, yang dikenalkan oleh Michael Porter, bila kita hendak memilih strategi differentiation dengan memberikan buyer value yang lebih tinggi seringkali diikuti dengan cost yang tinggi juga. Demikian pula saat memilih strategi low cost diikuti dengan buyer value yang dikurangi pula. Inilah prinsip market competing, dan akhirnya membuat persaingan menjadi semakin berdarah-darah.
Sedangkan mindset Blue Ocean Strategy adalah pada titik pertemuan value-cost yang paling optimal dimana memberikan differentiation yang setinggi mungkin dan sekaligus juga low cost.
Tool untuk Market Creating
Komponen kedua, tool untuk penciptaan pasar (market creating) dengan pedoman yang praktis untuk menerjemahkan Blue Ocean Strategy menjadi penawaran baru yang secara komersial menarik dan menciptakan pasar yang baru. Kerangka kerja yang digunakan disini dibuat secara visual dan sederhana sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan oleh semua orang, yang akhirnya membuat setiap anggota tim mempunyai pemahaman yang sama.
Faktor Manusia
Komponen sukses ketiga, dan menurut saya adalah yang terpenting, diistilahkan oleh penulis sebagai “humanness” dalam prosesnya. Seperti penjelasan saya sebelumnya, disini adalah faktor manusianya. Bagaimana menginspirasi dan membangun rasa percaya diri untuk turut serta dan menjalani proses eksekusi strategi yang dipilih secara efektif. Umumnya kebanyakan organisasi menghadapi hambatan perubahan justru dari internalnya. Jadi dukungan dari semua pihak yang terlibat sangatlah penting.
Penelitian penulis menunjukan bahwa dua praktek yang sering menjadi sumber kegagalan eksekusi adalah proses perumusan strategi dan eksekusinya merupakan aktifitas yang terpisah dimana satu kelompok orang yang mengembangkan strategi, kemudian menyerahkan kepada sekelompok orang yang berbeda untuk mengimplementasikannya.
Kesalahan kedua yang sering terjadi adalah saat proses eksekusi, kebanyakan waktu dan perhatian difokuskan untuk melakukan perubahan struktur dan pendekatan reward & punishment, misalnya insentif, menyusun KPI (Key Performance Indicator) dan mengubah lingkup tanggung-jawab orang yang terlibat.
Walaupun upaya ini bagus juga dilakukan, namun yang lebih diperlukan adalah fokus pada aspek emosi dan psikologi dari orang-orang yang terlibat. Tujuannya adalah membangun komitmen untuk mensukseskan strategi yang baru, melalui inspirasi dan kepercayaan diri untuk ikut serta memiliki dan mengatasi berbagai hambatan yang akan ditemui dalam perjalanannya nanti.
Lima Proses Membuat Blue Ocean Shift
Bagian selanjutnya dari buku ini adalah 5 langkah proses untuk membuat blue ocean shift, yakni menjelaskan secara sistematis dan dilengkapi dengan berbagai tools, petunjuk dan contoh penerapannya, hingga akhirnya kita mempunyai penawaran blue ocean yang membuat kompetisi menjadi tidak relevan lagi.
Langkah pertama adalah tahap persiapan, dan ada dua aktifitas yang dilakukan. Yang pertama adalah menentukan area untuk memulai inisiatif ini. Penulis menyediakan tool untuk latihan ini yaitu “Pioneer-Migrator-Settler Map”. Latihan ini akan membuat kita fokus pada area inisiatif yang paling feasible untuk dilakukan. Kemudian dilanjutan hal kedua adalah menentukan anggota tim yang tepat untuk melaksanakan proyek inisiatif ini.
Langkah kedua adalah pemahaman dimana kondisi Anda saat ini. Hal ini penting untuk membangun awareness pada anggota tim dan seluruh organisasi atas kondisi yang sedang dihadapi dalam industri saat ini. Istilah saya adalah membangun sense of urgency. Untuk mencapai tujuan ini penulis menyediakan tool latihan yaitu “Strategy Canvas”, yang akan memberikan gambaran semua faktor yang menjadi persaingan dalam industri tersebut, apa yang diterima oleh pembeli, dan gambaran strategi dari para pemain utama yang ada. Strategy canvas ini akan menjadi dasar pemahaman kondisi yang ada saat ini.
Langkah ketiga adalah membayangkan tujuan yang bisa dicapai. Disini akan diungkapkan dimana pain points (area sengsara) yang dialami para pembeli, dan penulis menyediakan tool “Buyer Utility Map” sehingga semakin jelas dimana kelemahan yang belum ada penawar solusinya. Dan proses ini dilanjutkan dengan tool “Three Tiers of Noncustomers” yang akan mengidentifikasikan total permintaan yang lebih luas lagi, dengan melihat kategori customer yang selama ini kita abaikan.
Langkah keempat adalah menemukan jalan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki tadi. Saatnya mengaplikasikan kerangka kerja secara sistematis untuk menyusun ulang batas-batas pasar yang ada. Tool yang digunakan disini adalah “Six Paths Framework”.
Kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan opsi strategi alternatif untuk memperoleh differentiation dan low cost dengan memanfaatkan tool “Four Actions Framework” yang intinya adalah apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi, menghilangkan, menambah atau menciptakan dalam proses pengembangan enam potensi inisiatif strategi di atas tadi.
Langkah kelima sebagai langkah terakhir adalah mewujudkan strategi baru tersebut. Disini kita akan dibimbing untuk memilih inisiatif strategi yang terbaik, dengan melalui mekanisme sebuah acara yang oleh penulis disebut “blue ocean fair” dimana dilakukan presentasi secara terbuka untuk mendapatkan umpan balik dari berbagai inisiatif strategi yang dihasilkan, untuk dipilih yang paling menarik.
Setelah itu dilakukan tes pasar secara cepat dan bila perlu dilakukan revisi untuk mendapatkan pilihan yang lebih baik. Tahap ini difinalkan dengan menformalkan model bisnis yang baru dan akhirnya di launching dan di roll out lebih luas untuk memaksimalkan kesuksesan yang akan dicapai.
Akhirnya sampailah kita di ujung dari perjalanan. Semua pedoman, tool kerja dan pola pikir telah dituangkan secara sistematis dalam buku yang luar biasa ini. Sekarang saatnya untuk menerapkan BLUE OCEAN SHIFT dalam konteks di organisasi manapun saat ini kita berada. Percayalah masih ada hari depan yang lebih baik buat kita semua. Indonesia pasti lebih jaya!
Bagaimana pendapat Anda?
Comments